Skip to main content

Tim INAgri


Syahroni (Direktur)

Aktif terlibat dalam gerakan petani sejak tahun 1997, khususnya advokasi persoalan petani, pemberdayaan ekonomi petani dan pelatihan pemuda pedesaan.

Hingga 2014, aktif di Serikat Petani Indonesia (SPI) sebagai Ketua Departemen Pemuda Dan Pendidikan Nasional, dan memimpin Training Center Pertanian Berkelanjutan - SPI Nasional. Hingga saat ini terus aktif dalam pendampingan petani terkait ekonomi produksi, penelitian sosial (social mapping) program pemberdayaan ekonomi.

Saat ini selain berkegiatan di INAgri, banyak pula terlibat sebagai konsultan, trainer, maupun tenaga ahli pengembangan masyarakat pada program lembaga mitra, baik LSM, lembaga negara (kementerian), maupun perusahaan swasta.



Destika Cahyana

Master Ilmu Pengetahuan Alam, untuk studi Penginderaan Jauh (Remote Sensing) lulusan Universitas Chiba Jepang.

Setelah menyelesaikan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, ia telah aktif sebagai wartawan dan editor di majalah pertanian terbesar di Indonesia (2003-2010).

Saat ini sibuk dengan beragam kegiatan; Peneliti sumberdaya lahan pertanian, penulis lepas, pegiat lingkungan, pegiat sosial, dan pegiat pendidikan.



Fransisca Callista

Lulusan Desain Produk di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Desain Budaya - Universitas Chiba, Jepang. Selain di INAgri, ia terlibat dalam pengembangan pasar alternatif/komunitas yang mengembangkan "Pasar Papringan" di Temanggung, Jawa Tengah.

Siska banyak terlibat dalam sejumlah kerja di bidang revitalisasi budaya terkait pengelolaan sumber daya alam pedesaan.



Syamsul Asinar Radjam

Bertani dan berdagang sayur. Pekerjaan sambilan, menjadi pemulung dan pengolah limbah pertanian serta sampah domestik.



Azwar Hadi Nasution

Lahir di Mandailing dari keluarga petani. Pernah nyantri selama 3 tahun di Nurul Ilmi. Masa kecil membantu ayah dan umaknya jualan di pasar tumpah Mandailing.

Lulus sebagai Magister Sains untuk penelitian Agroekologi di Institut Pertanian Bogor.

Gemar ngopi dan mendirikan kedai kopi NA MORA.

Rasa cinta pada dunia pertanian berbisik kencang dalam hatinya untuk mengembangkan bank benih di Bogor dan menekuni pengembangan agroekologi.



Rudi Casrudi

Aktivis reforma agraria yang berpengalaman banyak dalam advokasi petani. Selepas menempuh pendidikan di Asian Rural Institute, Rudi memasukkan pengembangan pertanian ekologis sebagai bagian dari kerjanya membangun desa berbasis reforma agraria.



Kang Entus
Sehari-hari menekuni dunia teknologi informatika. Di waktu luangnya ia menyukai sektor pertanian dan pedesaan.



Prof. Dr. Nuni Gofar, M.S.

Guru besar dengan bidang keahlian Biologi dan Kesuburan Tanah. Aktif sebagai pengajar di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Dunia riset dan penelitian menjadi bagian yang tak terpisahkan dengannya, terutama riset pengembangan lahan suboptimal. Agroekologi menarik minatnya karena dapat menjadi pilihan tepat untuk pengembangan lahan suboptimal, dikaitkan untuk pengembangan pedesaan dan pertanian pangan.

Selain akrab dengan dunia mikrobiologi, selama ini ia juga akrab dengan kalangan mahasiswa dari generasi ke generasi bahkan generasi milenial saat ini. Di bawah bimbingannya lahir banyak peneliti muda. Beberapa di antara mahasiswa bimbingannya, kelak mendirikan INAgri. Kedekatan dengan kalangan muda ini sangat sesuai dengan aktifitasnya sekarang sebagai Kepala Pusat Pengembangan Karakter dan Karir Universitas Sriwijaya, dan Sekjen ICCN (Indonesia Career Center Network).





Iwan Nurdin

Aneka kesibukannya sebagai ketua Dewan Nasional  Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Asian Stering Committe ILC Asia, Vice chair person di Asian NGO Coalition for Agrarian Reform and Rural Development (Angoc), dan di beberapa lembaga lain, tak mengganggu konsentrasinya dalam mengembangkan gagasannya tentang Desa Maju Reforma Agraria bersama organisasi tani di sejumlah wilayah Indonesia.

Gagasannya tentang reforma agraria, pengembangan pedesaan, dan pertanian ekologis, banyak dipublikasikan dalam bentuk tulisan oleh media massa Nasional.



Achmad Ya’kub

Bermula sebagai aktivis mahasiswa, kemudian meleburkan diri pada gerakan petani. Pernah mendapat kepercayaan sebagai Sekretaris Jendral Serikat Petani Sumatera Selatan atau disingkat SPSS (Sekarang SPI Sumsel) yang kemudian mengantarkannya menjadi ketua departemen di DPP Serikat Petani Indonesia (SPI).

Ya'kub pernah aktif dalam gerakan petani internasional, La Via Campessina. Di gerakan ini ia dipercaya menjadi Ketua Pemuda Internasional LA Via Campesina untuk wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur, sekaligus anggota Koordinasi Pemuda La Via Campesina Internasional.

Pernah juga mendapat mandat  sebagai anggota Kelompok Kerja Khusus Dewan Ketahanan Pangan Republik Indonesia (DKP RI), anggota Internasional Human rights Working Committee- La Via Campesina.

Saat ini aktif dengan beragam kesibukan sebagai Komite Audit Perum Bulog,  anggota Tim Percepatan Penyelesaian Konflik Agraria Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Di sela kesibukannya, Ya'kub masih menyempatkan diri untuk beragam kegiatan penelitian di bidang hak asasi manusia, pertanian, ketahanan pangan, sekaligus masih sering menjadi pembicara dalam berbagai seminar, penulis, dan pengajar.





Budianto

Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya jurusan Hama dan Penyakit Tanaman. Saat ini ia kembali ke kampung halaman di Kota Pendopo, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, Sumatra Selatan. Di tanah kelahiran ia mengembangkan kebun agroekologis, dan aktif dalam konservasi flora langka, pengembangan tanaman buah bernilai ekonomis, dan lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Nasib Petani Kecil di RUU Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan

Oleh: *Azwar Hadi Nasution Peneliti di Institut Agroekologi Indonesia (INAgri). Niat Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) periode 2014-2019 untuk merevisi Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (UU SBT) menjadi bola liar. Paradigma DPR-RI bahwa UU SBT untuk memenuhi pemenuhan pangan semestinya menempatkan penguatan posisi petani kecil. Alasan petani, peternak dan inovasi sebagai pokok utama perubahan UU SBT patut diacungi jempol namun mesti ditelisik lebih dalam nasib petani kecil. Kini, UU SBT akan direvisi menjadi RUU Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan (RUU SBPB). Pengesahan RUU ini ditergetkan terlaksana pada bulan September 2019 oleh DPR-RI periode 2014-2019. Menyoal U SBT sebenarnya sudah lama dilakukan melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Pada Bulan Juli 2013, MK kemudian mengabulkan permohonan dengan putusan Nomor 99/PUU-X/2012 yang menyatakan Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 12 ayat (1) UU SBT bertententangan dengan UU

Kerbau Rawa, Hari Raya, dan Konservasi Alam

Hari ini, 10 Agustus, setiap tahun diperingati sebagai Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN). Peringatan ini menjadi salah satu upaya menjaga kesinambungan kegiatan konservasi alam, memasyarakatkannya, serta menjadikan konservasi alam sebagai bagian dari sikap hidup dan budaya bangsa. Praktik konservasi alam secara tradisional masih tersebar di masyarakat Nusantara.  Masyarakat desa Bangsal di Kecamatan Pampangan Kabupaten OKI, menjadikan konservasi alam sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari. Salah satunya pada sektor peternakan.  Jenis ternak yang dipiara terutama kerbau rawa, atau kerbau pampangan. Hewan besar ini merupakan salah satu spesies kerbau asli Indonesia. Sebagaimana namanya, hewan ini hidup di ekosistem rawa. Merumput sambil berenang. Memakan rumput yang tumbuh di bawah maupun di atas permukaan air.  Habitat kerbau rawa Pampangan berpotensi terancam. Kawasan rawa yang menjadi tempat penggembalaan banyak mendapat tekanan. Di antaranya alih fungsi lahan m